PEMELIHARAAN MEKANIK INDUSTRI
BAB I
KONSEP DASAR PEMELIHARAAN
Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian pemeliharaan (maintenance), karena hingga saat ini praktek pemeliharaan cenderung dimaknai sebagai tindakan yang terkait dengan perbaikan peralatan setelah rusak. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pemeliharaan sebagai penjagaan harta kekayaan, terutama alat produksi agar tahan lama dan tetap dalam kondisi yang baik. Jadi tujuan pemeliharaan menjaga mesin dan peralatan terhadap kerusakan dan kegagalan mesin dalam berproduksi. Secara umum kata pemeliharaan tidak akan terlepas dengan pekerjaan memperbaiki, membongkar, atau memeriksa mesin secara saksama dan menyeluruh (Maintenance, Repair, and Overhaul - MRO). Sistem pemeliharaan sendiri mencakup pengertian memperbaiki perangkat mekanik dan atau kelistrikan yang menjadi rusak. Pemeliharaan juga bermakna melakukan tindakan rutin guna menjaga perangkat (dikenal sebagai pemeliharaan terjadwal) atau mencegah timbulnya gangguan (pemeliharaan pencegahan). Jadi MRO dapat didefinisikan sebagai, "semua tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau memulihkan komponen atau mesin kekeadaan ideal agar dapat menjalankan fungsinya sesuai kebutuhan perusahaan. Tindakannya mencakup kombinasi dari semua manajerial teknis, administratif dan tindakan pengawasan yang sesuai." Secara umum istilah perawatan memiliki arti sebagai berikut: menjaga (Keep), Mempertahankan (Preserve), dan melindungi (Protect). Pekerjaan rutin berkelanjutan yang dilakukan untuk menjaga fasilitas (perencanaan, bangunan, struktur, fasilitas tanah, sistem utilitas, atau properti riil lainnya) dalam kondisi sedemikian rupa sehingga dapat terus digunakan, dengan kapasitas asli rancangan dan untuk efisiensi perusahaan sesuai tujuan yang dimaksudkan.
Berbagai kegiatan, seperti: tes, pengukuran, penggantian, penyesuaian dan perbaikan yang bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi komponen/unit dalam atau ke sistem tertentu di mana unit dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan perusahaan Semua tindakan yang diambil untuk melindungi aset perusahaan dari berbagai gangguan agar sistem dapat senantiasa bekerja optimal. Kegiatannya mencakup inspeksi, pengujian, pelayanan, klasifikasi untuk servis, perbaikan reklamasi, membangun kembali, dan semua tindakan pasokan dan perbaikan yang diambil untuk menjaga kekuatan dalam kondisi untuk melaksanakan misinya. Tidak ada mesin maupun peralatan yang mampu berproduksi selamanya, beberapa mampu bertahan atau bekerja sesuai standar operasional. Kebutuhan pemeliharaan umumnya juga didasarkan pada prediksi kegagalan nyata atau standar idealnya. Kurva “Bathtub” (Gambar 2.1) menunjukkan hubungan tingkat kegagalan komponen terhadap waktu. Dalam gambar sumbu Y merupakan tingkat kegagalan dan X sumbu adalah waktu. Dari bentuknya, kurva dapat dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda: periode awal, periode kegagalan konstan, dan periode lelah (wear-out periods). Pada periode awal kurva bak mandi ini ditandai dengan tingkat kegagalan yang tinggi diikuti oleh masa penurunan kegagalan. Kegagalan periode awal pada umumnya berkaitan dengan lemahnya perencanaan, lemahnya pemasangan, atau aplikasi yang keliru. Periode kegagalan awal dilanjutkan oleh laju periode kegagalan konstan dan dikenal sebagai umur efektif. Ada banyak teori tentang mengapa komponen gagal dalam wilayah ini, sebagian besar mengakui bahwa lemahnya managemen sering memainkan peran
Tabel
1.1. Perbandingan Kebijakan Pemeliharaan
Kebijakan |
Pendekatan |
Tujuan |
Reactive |
Menuju
proses kegagalan |
Meminimalkan biaya perawatan dari peralatan
non-kritis. |
Time-driven |
Program pemeliharaan berbasis waktu dan penggunaan |
Meminimalkan
peralatan rusak |
Predictive |
Pengambillan keputusan berdasarkan kondisi perlatan |
Menemukan kerusakan
tersembunyi dan meningkatkan keandalan
kondisi peralatan |
Proactive |
Pendeteksian
sumber kerusakan |
Mengurangi resiko kegagalan terhadap system
kritis |
Improvement |
Pendekatan terintegrasi |
Meningkatkan
system produksi |
A. Efisiensi Pemeliharaan
Asumsi dasar
penerapan perawatan adalah bahwa makin baik perawatan makin tinggi effisiensi
dan keuntungan yang akan diperoleh. Ada dua persoalan umum yang dihadapi
perusahaan dalam penerapan perawatan, yaitu masalah teknik dan masalah ekonomi.
Adapun masalah tekniis adalah segala upaya untuk menyiapkan mesin/alat agar
siap pakai, terencana dan terukur. Artinya bahwa semua mesin/alat terhindar
dari kemacetan mendadak akibat tidak pernah dilakukan inspeksi dari program
preventive. maka ada dua hal yang perlu dipikirkan:
1.
Apakah
tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga, merawat dan memperbaiki mesin/alat
dari kemacetan dan kerusakan
2.
Perangkat
apa saja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan reparasi, perbaikan dan
overhaul, agar proses pemeliharaan dapat dikerjakan.
Sistim
pemeliharaan yang baik adalah berbeda untuk masing- masing pabrik karena
masing-masing pabrik berbeda dalam pemakaian bahan dan energinya. Sistim
pemeliharaan dimulai dengan mengoptimumkan sistim teknis pemeliharaan agar
menjadi efisien, ini adalah konsep pemeliharaan produktif dengan basis ekonomi.
Jadi dalam aspek ekonomi yang menjadi penekanan adalah bagaimana upaya-upaya
yang harus dilakukan agar pemeliharaan menekan biaya dan menguntungkan perusahaan.
Kerjasama yang
baik diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi, dan bagian produksi harus
dijaga untuk mengoptimumkan sistim yang dipakai pada pemeliharaan produktif.
Tujuan dari pemeliharaan atau
perencanaan lain adalah untuk merencanakan pemeliharaan dari masing-masing
fasilitas yang ada sesuai dengan umur masa pakainya dan dengan mengurangi biaya
pemeliharaan tahunan, dengan cara pendekatan inspeksi dan pekerjaan perbaikan
pada waktu diadakannya pembongkaran pabrik tahunan atau pemeliharaan yang
lain-lain.
Optimisasi
perencanaan biaya pemeliharaan untuk pekerja lapangan pada saat pembongkaran
pabrik dan pekerjaan pemeliharaan harian dapat dievaluasi langsung melalui
sifat-sifat dari pabrik. Keperluan memasang mesin cadangan/equipmen ditentukan
oleh hasil dari konsep pemeliharaan produktif. Biaya tambahan untuk unit-unit
cadangan dapat ditentukan dengan membandingkan biaya investasi dengan uang yang
kembali bila kiat memakai sistim pemeliharaan rutin untuk seluruh mesin yang
ada dalam pabrik tersebut. Secara umum mesin-mesin atau equipmen yang besar dan
mahal diharapkan dapat berjalan secara rutin pada masa-masa pemeliharaan
tersebut, hingga mesin-mesin atau unit-unit cadangan dapat ditiadakan.
B. Penyiapan Rencana Pemeliharaan
Variasi penyiapan
rencana perawatan tergantung pada aplikasi dan desain sistem pemeliharaan,
format dan langkah-langkah. Langkah kunci dalam penyusunan rencana pemeliharaan
adalah:
v Siapkan inventarisasi aset - mengidentifikasi ciri-ciri fisik (misalnya,
luas, bahan, dll) dari seluruh aktivitas (misalnya, mesin, gedung, dll) yang
memerlukan perawatan;
v Mengidentifikasi
kegiatan dan tugas pemeliharaan -
mendefinisikan jenis tugas pemeliharaan (aktivitas) yang akan dilakukan pada
setiap aset dan pekerjaan, serta apa yang harus
dilakukan atas setiap aktivitas tersebut, misalnya
Kegiatan : Preventive Maintenance
v Pekerjaan yang harus dilakukan :
Periksa mesin atas tanda- tanda kebocoran oli yang disebabkan oleh kebocoran
seal. Periksa dari kebocoran oli, seal pecah atau hilang. Memperbaiki atau
mengganti yang diperlukan.
Memeriksa
adanya tetesan oli;
v Identifikasi frekuensi
tugas - menentukan seberapa sering aktivitas harus
dilakukan (frekuensi pelayanan), ini adalah penting terutama dalam jenis
preventive maintenance. emergency atau jenis reactive maintenance yang tidak bisa ditebak, tetapi dengan
preventive maintenance yang baik, frekuensi situasi darurat yang terjadi
mungkin berkurang;
v Perkirakan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas - tugas yang menunjukkan berapa lama masing-masing harus
mengambil untuk menyelesaikan;
v Mengembangkan
jadwal kerja tahunan -
merencanakan kapan waktu pekerjaan pemeliharaan sepanjang tahun yang harus
dilakukan;
v Menyiapkan
dan mengeluarkan perintah kerja -
mengidentifikasi apa, kapan, dimana dan oleh siapa pekerjaan pemeliharaan yang
harus dilakukan,
v Menentukan Anggaran
- menentukan biaya untuk
semua kegiatan pemeliharaan untuk menghitung jam kerja, bahan, peralatan, dan
biaya kontrak.
v Catatan
dan pelaporan – mencatat apa
yang dilakukan dan akan dilakukan untuk kegiatan maintenance, merangkum dan
membuat laporan. Catatan berfungsi sebagai bahan analisis apa yang baik dan apa
perlu untuk ditindak lanjuti berdasarkan temuan.
C.
Tugas-tugas Pemeliharaan.
Seluruh tugas dalam kegiatan
pemeliharaan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tugas pokok sebagai
berikut::
v Inspeksi (Inspection)
v
Kegiatan
Teknik (Engineering)
v
Kegiatan
Produksi (Production)
v
Kegiatan
Administrasi (Clerical Work)
v
Pemeliharaan
Bangunan (House Keeping)
1.
Inspeksi (Inspection)
Kegiatan utama
dari inspeksi adalah pemeriksaan rutin berkala dan berdasarkan rencana. Adapun
pengecekan dilakukan terhadap seluruh aset produksi, mulai dari gedung hingga
mesin. Seluruh aset harus mampu mendukung kegiatan produksi, dan jika ditemui adanya kerusakan harus
segera dilaporkan pada bagian teknis. Pelaporan adalah hal akhir dari kegiatan
inspeksi. Berdasarkan temuan dapat ditentukan prioritas utama dalam hal
perbaikan, penggantian komponen, hingga pembelian mesin atau peralatan baru
(Tabel 1.2)
2.
Kegiatan
Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik adalah kegiatan yang mencakup layout mesin, setting mesin, perbaikan, penggantian komponen, penelitian dan pengembangan peralatan produksi. Bagian ini bertanggung jawab terhadap upaya-upaya yang dapat dilakukan agar peralatan dan mesin mampu bertahan dan dikembangkan kinerjanya. Pembelian peralatan baru dilakukan berdasarkan penelitian atas kenerja mesin, dan jika mesin dianggap sudah tidak mampu memenuhi target yang diharapkan. Kegiatan ini juga berinisiatif terhada rekayasa modifikasi alat atau mesin agar mampu memenuhi kebutuhan produksi.
Tabel
1.2. Contoh Borang Inspeksi Mesin
1.
Kegiatan
Produksi (Production)
Kegiatan inti
pemeliharaan adalah memperbaiki dan mereparasi peralatan dan mesin. Dalam
kegiatan produksi inilah pe- meliharaan benar-benar dilaksanakan dan ditelaah.
Seluruh karyawan turut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan diawali dari
kebersihan mesin, lingkungan, perawatan pelumasan, pengecekan kesiapan kerja
mesin dan keselamatan kerja. Seluruh kegiatan ini berdasarkan saran danperintah
kerja bagian teknik.
2.
Kegiatan
Administrasi (Clerical Work)
Kegiatan yang
tidak kalah penting adalah kegiata adaministrasi. Unsur administrasi menjadi
penting, karena dari kegiatan ini akan terekam sejarah pemakaian alat dan
mesin. Berapa lama mesin telah dipakai, kerusakan apa yang pernah terjadi,
komponen apa yang telah diganti dan apa yang telah dilakukan terhadap mesin.
Pencatatan juga dilakukan apakah kinerja mesin sesuai harapan, jika tidak
apakah telah memenuhi Prosedur Operasional Standar (POS).
3. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan ini
adalah kegiatan dalam kerangka agar fasilitas pendukung kegiatan yang berupa
gedung dan perlengkapannya dapat mendukung produksi. Kegiatan utama adalah
menjaga kebersihan dan perawatan dinding dan konstruksi serta saran
pendukungnya, seperti: AC, sanitari, alat keselamatan kerja, sarana pemadam
kebakaran dan lain sebagainya.
B. Persedian
(Inventory)
Persediaan adalah
daftar gambaran fisik (mesin, wilayah, bahan, dll) dari aset yang memerlukan
pemeliharaan. Jenis data yang akan disimpan bervariasi sesuai aktivitas pemeliharaan
dan tugas yang diperlukan. Tabel 1.4 memberikan contoh detail jenis persediaan.
A. Jadwal Kerja
Semua jadwal
kerja dan daftar kegiatan pemeliharaan harus dilakukan untuk sepanjang tahun
untuk setiap aset. Ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi beban kerja
tertinggi dan terendah, yaitu di mana pemerataan kerja, lembur dan/atau
diperlukannya tenaga paruh waktu. Hal ini juga berfungsi sebagai dasar
penyusunan dan mengeluarkan perintah kerja terjadwal dan penyusunan anggaran
pemeliharaan. Ketika semua perintah kerja telah terdaftar dan jam
didistribusikan, sub-total dari setiap periode untuk setiap pekerja dapat
dihitung dihitung. Proses ini diulang untuk permintaan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh pekerja lain, dan diperluas ke semua aset untuk mendapatkan profil beban kerja
tahunan
bagi masing-masing pekerja.
Dalam melakukan
kegiatan berdasarkan jadwal kerja perlu adanya diperhatikan hal-hal berikut:
·
Prioritas kegiatan harus berdasarkan
kategori kerusakan
· Penjadwalan kegiatan harian, mingguan, bulan dan seterusnya berdasarkan manual mesin dan petunjuk teknis dari bagian teknik.
·
Pemeliharaan harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan dianjurkan yang telah bersertifikat
·
Pemeliharaan rutin harian harus
dilakukan operator mesin
·
Pemeliharaan rutin terjadwal dan
terstruktur agar tidak mengganggu kegiatan produksi
·
Setiap kegiatan terdokumentasi.
Jadwal
pemeliharaan yang baik adalah berdasakan pedoman yang pasti. Pedoman
pemeliharaan dapat disusun berdasarkan waktu dan menunjukkan bagian mana yang
harus diperiksa dan bagaimana melakukannya. Perlu diingat pula bahwa penyusunan
jadwal yang baik harus mengacu pada manual mesin, namun dapat pula disusun
berdasarkan pengalaman dan hasil penelitian bagian teknik.
Berikut ini adalah
sebuah contoh pemeliharaan mesin bubut yang dapat dilakukan. Sebagai langkah
awal adalah memperhatikan dan mengamati komponen utama mesin bubut, yaitu:
1. Lathe bed and ways
2. Head stock
3. Speed gears
4. Feed gears
5. Carriage
6. Cross slide
7. Compound
8. Thread casing dial
9. Tailstock
10. Coolant system
Tahap selanjutnya adalah menyusun program pemeliharaan berdasarkan waktu sebagai berikut:
Program Harian
·
Membersihkan
chip dari bed dan permukaan mesin.
Gunakan kuas yang lembut dan vacum cleaner.
Catatan. Jangan menggunakan hembusan udara bertekanan
dari kompresor
·
Membersihkan chip dari turret, housing, komponen yang berputar
dan batang ulir pembawa.
·
Pastikan
bahwa perangkat pelindung untuk keselamatan kerja terpasang dengan baik
·
Cek apakah level oli (pelumas) sesuai
dengan kapasitas yang ditentukan.
Gambar 1.4. Chip pada daerah compound rest
Program Mingguan
·
Cek apakah
perangkat otomatis berfungsi sesuai standar kinerja mesin
·
Periksa
level pelumas pada kaca kontrol. Jika terlihat kurang tambahkan pelumas dan
periksa apakah ada kebocoran.
·
Periksa
tekanan oli dari pompa hidrolik jika menggunakan sistim hidrolik
·
Bersihkan
seluruh permukaan dengan menggunakan pemberih ringan. Jangan menggunakan
pemberih berpelarut (solvents).
·
Bersihkan
chip dari bak penampung coolant.
Program Bulanan
·
Periksa
secara keseluruhan dari bagian yang bergerak dan bergesekan dan berilah pelumas
jika diperlukan
·
Gantilah
cairan coolant dan bersihkan endapan dari dalam tank. Bongkar dan bersihkan
pompa coolant dan pasang kembali.
Catatan!
Matikan sumber tenaga dan sistim
control selama perbaikan.
·
Periksa
level oli pelumas Gearbox. Apabila level oli pelumas tidak sesuai standar yang
diminta, maka tambahlah oli pelumas atau ganti
seluruhnya.
Belum ada tanggapan untuk "PEMELIHARAAN MEKANIK INDUSTRI"
Posting Komentar