Teknik Pembubutan Benda Kerja
Yang dimaksud teknik pembubutan benda kerja adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pembubutan yang dilakukan den gan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar te ori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkung an (K3L), pada saat melaksanakan proses p embubutan. Banyak teknik-teknik pem bubutan yang harus diterapkan dalam proses pembubutan diantaranya, bagaimana teknik pemasangan pahat bubut, mertakan permukaan, membuat lubang senter , membubut lurus, mengalur, mengulir, me motong, menchamper, mengkertel dll.
a. Teknik Pemasangan pahat bubut
Persyaratan utama dalam
melakukan proses pembubutan adalah, pemasangan pahat bubut ketinggiannya harus
sama dengan pusat senter. Persyaratan tersebut harus dilakukan dengan tujuan
agar tidak terjadi perubahan geometri pada pahat bubut yang sedang digunakan
(Gambar 11.).
Gambar 11. Pemasangan dan penyetelan ketinggian pahat bubut
Perubahan geomertri yang terjadi pada pahat bubut dapat merubah besarnya sudut
bebas potong dan sudut buang tatalnya, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil
pembu butan menjadi kurang maksimal. Pada proses pembubutan permukaan/facing,
bila pemasangan pahat bubutnya dibawah sumbu senter akan berakibat
permukaan nya tidak dapat rata, dan
bila pemasangan pahat bubutnya diatas sumbu senter akan
berakibat pahat tidak dapat memotong dengan baik karena sudut bebas potongnya
tambah kecil (Gambar 12.).
Untuk menghindari
terjadinya perubahan ketinggian pahat bubut setelah dilakukan pemasangan, pada
saat melakukan pengikatan harus kuat dan kokoh, selain itu untuk menghindari
terjadinya getaran dan patahnya pahat akibat beban gaya yang diterima terlalu
besar, maka pemasangan pahat tidak boleh terlalu menonjol keluar atau terlalu
panjang keluar dari dudukannya (Gambar 13.). Berdasarkan pengalaman empiris,
maksimal penonjolan pahat bubut adalah sebesar 2 (dua) kali ukuran tebal atau
lebar pahat bubut.
Membubut muka/ ujung benda kerja adalah proses pembubutan pada permukaan ujung benda kerja dengan tujuan meratakan pada bidang permukaannya. Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan pada saat membubut muka diantarannya adalah:
1) Pemasangan Benda Kerja
Untuk pemasangan benda kerja yang memiliki ukuran tidak terlalu panjang, disarankan pemasangannya tidak boleh terlalu keluar atau menonjol dari permukaan rahang cekam (Gambar 14), hal ini dilakukan dengan tujuan agar benda kerja tidak mudah berubah posisinya/kokoh dan tidak terjadi getaran akibat tumpuan benda kerja terlalu jauh.
Gambar 15. Pemasangannya benda kerja berukuran panjang
sebelum dibubut permukaannya
2) Proses Pembubutan Muka/ Ujung Benda Kerja (Facing)
Prinsip terjadinya pemotongan pada proses pembubutan adalah, apabila putaran benda kerja berlawanan arah dengan sisi mata sayat alat potongnya. Maka dari itu berd asarkan prinsip tersebut, pada proses pembubutan muka benda kerja dapat dilakukan dari berbagai cara yaitu:
b) Posisi start pahat bubut dari sumbu senter benda kerja
Membubut muka benda kerja dengan start pahat bubut dari
sumbu senter pengertiannya adalah, pembubutan muka diawali dari tengah
permukaan benda kerja atau sumbu senter (Gambar 16). Proses pembubutan facing
dengan cara ini dapat dilakukan dengan catatan arah putaran mesin berlawanan
arah jarum jam.
Gambar 16. Pembubutan muka start pahatbubut diawali dari sumbu senter benda kerja
c) Posisi awal (start) pahat bubut dari luar bagian kiri benda kerja Membubut muka benda kerja dengan start pahat bubut dari luar bagian kiri benda kerja pengertiannya adalah, pembubutan muka diawali dari luar bagian kiri benda kerja menuju sumbu senter (Gambar 17). Proses ini pembubutan facing dengan cara ini dapat dilakukan dengan catatan arah putaran mesin berlawanan arah jarum jam.
Gambar
17. Pembubutan muka diawali dari luar bagia n kiri benda kerja
d) Posisi start pahat bubut dari luar bagian kanan benda kerja Membubut muka benda kerja dengan start pahat bubut dari luar bagian kanan benda kerja pengertiannya adalah, pembubutan muka diawali dari luar bagian kanan benda kerja menuju sumbu senter (Gambar 18). Proses pembubutan facing dengan cara ini dapat dilakukan dengan catatan arah putaran mesin searah jarum jam.
Gambar 18. Pembubutan muka diawali dari luar bagian kanan benda kerja
3) Teknik Pembubutan/ Pembuatan Lubang Senter
Pembubutan/ pembuaatan lubang senter bor dengan bor senter (centre drill) pada permukaan ujung benda kerja (Gambar 19), tujuannya adalah agar pada ujung benda kerja memiliki dudukan apabila didalam proses pembubutannya memerlukan dukungan senter putar atau sebagai pengarah sebelum melakukan pengeboran (Gambar 20).
Gambar 19. Pembubutan
lubang senter pada muka/ ujung benda kerja
Gambar 20. Fungsi lubang senter bor sebagai dudukan senter putar dan pengarah pengeboran
Untuk menghindari terjadinya patah pada ujung mata sayat bor senter akibat kesalahan prosedur, ada beberapa persyaratan dalam membuat lubang senter pada mesin bubut selain yang dipersyaratan sebagaimana pada saat meratakan permukaan benda kerja yaitu penonjolan benda kerjanya tidak boleh terlalu panjang dan untuk benda kerja yang berukuran panjang harus ditahan dengan penahan benda kerja (steady rest), persyaratan lain nya adalah:
Sumbu Senter Spindel Mesin Harus Satu Sumbu Dengan Kepala Lepas
Persyaratan utama sebelum melakukan proses pembu atan
lubang senter pada mesin bubut adalah,
sumbu senter kepala lepas harus
diseting kelurusannya/kesepusatannya terlebih dahulu dengan sumbu senter spindel mesin yang berfungsi sebagai dudukan atau pemegang benda kerja. Apabila kedua sumbu senter tidak lurus/sepusat, kemungkinan akan terjadi patah pada ujung senter bor lebih besar, karena pada saat bor senter digunakan akan mendapatkan beban gaya puntir yang tidak sepusat.
Seting atau menyetel kelurusan sumbu senter kepala lepas terhadap
sumbu senter spindel mesin ada dua cara yaitu, apabila menghendaki hasil yang
presisi adalah dengan cara menggunakan alat bantu batang pengetes dan dial
indikator yang cara penggunaannya dapat dilihat pada (Gambar 21) dan apabila
menghendaki hasil yang tidak terlalu presisi/standar adalah dengan cara
mempertemukan kedua ujung senter (Gambar 22).
Gambar 21. Mengatur
kesepusatan sumbu dengan alat bantu batang pengetes dan dial indikator
Gambar 22. Mengatur kesepustan sumbu senter dengan mempertemukan kedua ujung senter
Didalam menyeting kesepusatan senter sumbu, apabila sumbu senter kepala lepas tidak sepusat/ lurus dengan sumbu senter spindel mesin, caranya adalah dengan mengendorkan terlebih dahulu pengikat kepala lepas dari pengikatan meja mesin yaitu dengan mengendorkan baut pengencangnya atau handel yang telah tersedia, baru kemudian atur sumbu kepala lepas dengan menggeser arah kiri/kanan dengan mengatur baut yang ada pada sisi samping bagian bawah bodi kepala lepas (Gambar 23.), sampai mendapatkan kesepusatan kedua sumbu senternya
Gambar
23. Kepala lepas dan baut pengatur pergeseran
Kegiatan penyetelan sumbu senter ini, sekaligus dapat
digunakan sebagai acuan pada saat melakukan proses pembubutan lainnnya.
Misalnya pada proses pembubutan lurus yang menggunakan penahan senter putar,
pembubutan lurus diantara dua senter, pengeboran, perimeran atau pembubutan
lainnya yang memerlukan kesepusatan kedua sumbu senter.
Permukaan harus benar-benar rata
Permukaan benda kerja sebelum dibuat lubang senter harus benar- benar rata terlebih dahulu atau dilakukan pembubutan muka atau facing (Gambar 24), dengan tujuan agar senter bor pada saat pemakanaan awal menyentuh permukaan benda kerja tidak mendapat beban kejut dan gaya puntir yang diterima merata pada ujung mata sayatnya sehingga aman .Gambar 16. Permukaan benda kerja harus benar-benar rata selum pembuatan lubang senter
Putaran Mesin Harus Sesuai Ketentuan
Putaran mesin bubut pada saat pembuatan lubang senter bor harus
sesuai ketentuan yaitu, selain besarnya putaran mesin harus sesuai dengan
perhitungan arah putarannya tidak boleh terbalik (putaran mesin harus
berlawanan arah jarum jam) - (Gambar 25).
Gambar
25. Putaran mesin bubut harus berlawanan dengan mata sayat bor senter
Perhitungan dalam menetapkan putaran mesin pa da saat
pembuatan lubang senter yang dijadikan acuan dasar perhitungan adalah diameter
terkecil (D1) pada ujung mata sayatnya. Sedangkan untuk kedalaman lubang senter
bor tidak ada ketentuan/ketetapan yang baku yaitu tergantung digunakan untuk
apa, sebagai pengarah pengeboran atau sebagai dudukan ujung senter putar yang
befungsi untuk menahan benda kerja pada saat melakukan pembubutan. Untuk
mengakomodasi kedua proses tersebut, maka pada umumnya kedalaman lubang senter
bor dibuat antara 1/3 s.d 2/3 pada bagian tirus yang besar sudutnya 60º (Gambar
26).
Gambar 26. Dimensi bor senter (centre drill) dan hasil pembubutan lubang senter bor
1) Teknik Pembubutan Lurus/ Rata
Yang dimaksud pembubutan lurus adalah proses pembubutan
untuk mendapatkan permukaan yang lurus dan rata dengan diameter yang sama
antara ujung satu dengan ujung lainnya. Proses pemembubutan rata/lurus, ada
beberapa cara pemegangan atau pengikatannya yaitu tergantung dari ukuran
panjangnya benda kerja. Pengikatan benda kerja yang ber ukuran relatif pendek,
dapat dilakukan dengan cara langsung diikat menggunakan cekam mesin (Gambar
27).
Gambar 28. Pembubutan
lurus, benda kerja ditahan dengan senter putar
Gambar 22.
Pembubutan lurus diantara dua senter
Untuk mendapatkan hasil pembubutan yang lurus terutama yang
pengikatannya menggunakan penahan senter putar dan diantara dua senter,
yakinkan bahwa sumbu senter kepala lepas harus benar-benar satu sumbu/sepusat
dengan sumbu senter spindel mesin, karena apabila tidak hasil pembubutannya
akan menjadi tirus atau tidak lurus.
Belum ada tanggapan untuk "Teknik Pembubutan Benda Kerja"
Posting Komentar